
Rokan Hulu – Kabar membanggakan datang dari dunia pendidikan Kabupaten Rokan Hulu. Salah satu siswa SMP Negeri Islam Teknologi Rambah, Rafisqy Alfarezel, berhasil menorehkan prestasi gemilang dengan meraih Juara 3 pada ajang Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) Tingkat Provinsi Riau 2025, dalam cabang Stand Up Komedi Berbahasa Daerah.
Ajang bergengsi ini diselenggarakan oleh Balai Bahasa Provinsi Riau di bawah naungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), sebagai upaya untuk menumbuhkan kecintaan generasi muda terhadap bahasa daerah dan memperkuat karakter literasi budaya bangsa.
Sebelumnya, Rafisqy telah menorehkan kemenangan di tingkat Kabupaten Rokan Hulu dan berhak mewakili daerahnya ke tingkat provinsi. Dengan pembawaan yang percaya diri, gaya komedi yang segar, serta penggunaan bahasa daerah yang apik, Rafisqy berhasil memukau dewan juri dan penonton, hingga mengantarkannya ke posisi tiga besar di antara para peserta terbaik dari seluruh kabupaten/kota di Provinsi Riau.
Kepala SMP Negeri Islam Teknologi Rambah, Rian Satria Almi, M.Pd., menyampaikan rasa syukur dan bangganya atas pencapaian tersebut.
“Kami sangat mengapresiasi perjuangan Rafisqy yang sudah berusaha maksimal membawa nama baik sekolah dan Kabupaten Rokan Hulu. Kemenangannya menjadi bukti bahwa pelestarian bahasa daerah dapat dilakukan dengan cara kreatif dan menyenangkan. Semoga prestasi ini menjadi inspirasi bagi siswa lain untuk terus berinovasi dan mencintai bahasa ibu,” ungkapnya.
Keberhasilan ini menjadi bukti komitmen SMP Negeri Islam Teknologi Rambah dalam mendukung program literasi dan pelestarian budaya melalui berbagai kegiatan pembinaan siswa. Pihak sekolah pun bertekad untuk terus mendorong peserta didik mengembangkan potensi mereka di bidang seni, bahasa, dan budaya.
Dengan semangat kebersamaan dan dukungan dari seluruh warga sekolah, prestasi yang diraih Rafisqy Alfarezel di tingkat provinsi diharapkan menjadi motivasi bagi generasi muda Rokan Hulu untuk terus berprestasi, berbudaya, dan menjaga warisan bahasa daerah sebagai bagian dari identitas bangsa.














