Afrizal Udau, Sosok Kades yang Menolak Menutup Mata pada Penderitaan Warganya
Rokan Hulu — Tidak semua pemimpin hadir hanya saat pesta dan tepuk tangan. Beberapa justru datang ketika air mata belum sempat mengering. Salah satunya adalah Afrizal Udau, Kepala Desa Suka Damai, Kecamatan Ujung Batu, Kabupaten Rokan Hulu. Di tengah sistem yang sering kali kaku dan menyulitkan, Afrizal hadir dengan kehangatan hati dan kepedulian tulus.
Perhatiannya tertuju pada Ridho Oktiva (35), warga Dusun Suka Damai yang mengalami musibah tragis saat bekerja sebagai buruh bangunan. Ridho terjatuh dari ketinggian saat mengangkat material. Benturan keras di kepala membuat kondisinya memburuk ia muntah, mengeluh sakit kepala hebat, dan mengeluarkan darah dari hidung. Ia hanya bisa terbaring lemah di rumah, dalam ketidakpastian.
Mendengar kabar itu, Afrizal tidak menunggu laporan resmi atau prosedur administratif. Ia langsung datang dan mendampingi keluarga membawa Ridho ke RS Ujung Batu. Namun jalan tak selalu mulus. BPJS Kesehatan yang dimiliki Ridho tidak bisa digunakan, karena kecelakaan yang dialami dikategorikan sebagai kecelakaan kerja yang seharusnya ditanggung oleh BPJS Ketenagakerjaan.
Padahal Ridho hanyalah buruh harian lepas, tidak terdaftar di perusahaan dan tidak memiliki jaminan ketenagakerjaan.
“Kemanusiaan harus berada di atas segala prosedur. Jika negara hadir lewat sistem, maka saya hadir lewat hati,” ujar Afrizal tenang namun penuh makna.
Tidak tinggal diam, Afrizal bergerak cepat. Ia menghubungi pihak Puskesmas, menjalin komunikasi dengan relawan Tapak Humanity, serta berbagai organisasi kemanusiaan lainnya. Semua dilakukan demi satu tujuan: memastikan Ridho mendapatkan haknya untuk dirawat.
Pada Selasa, 29/07/ 2025, dilakukan mediasi bersama keluarga, pihak desa, relawan, dan masyarakat. Dalam pertemuan yang hangat dan penuh harap itu, diputuskan bahwa Ridho akan dirujuk ke RSUD di Pekanbaru menggunakan ambulans desa sebuah langkah nyata dari sinergi kemanusiaan.
Aksi cepat dan ketulusan hati Afrizal mengundang rasa hormat dari warga. Banyak yang menyebutnya bukan sekadar kepala desa, tapi pemimpin yang benar-benar hadir untuk rakyatnya.
“Pak Kades bukan cuma pemimpin administratif. Beliau pelindung kami di saat kami butuh pegangan,” tutur seorang warga penuh haru.
Afrizal Udau menunjukkan bahwa menjadi pemimpin bukan hanya tentang jabatan, melainkan tentang rasa, tanggung jawab, dan cinta terhadap sesama. Di saat banyak yang memilih diam dalam keterbatasan, ia memilih bergerak dan menjadi jembatan harapan bagi warganya.
Penulis: Ermiza Indah Pusvitanty