Pekanbaru – Keberangkatan Gubernur Riau Abdul Wahid ke London, Inggris, untuk menghadiri diskusi panel REDD+ terkait peluang investasi dan program “Riau for Green”, menuai tanggapan kritis dari LSM Bara Api Provinsi Riau.
Ketua LSM Bara Api, Jasril Rz, menyampaikan keprihatinannya atas rombongan yang ikut serta dalam kunjungan tersebut. Selain Gubernur, diketahui istri Gubernur, Kepala Bappeda, dan Kepala Dinas LHK Provinsi Riau juga turut dalam keberangkatan itu.
“Di tengah seruan efisiensi dan kondisi fiskal daerah yang belum stabil, keikutsertaan istri Gubernur serta sejumlah pejabat tinggi lainnya menimbulkan pertanyaan serius. Apakah memang semua yang ikut punya peran strategis dalam agenda resmi tersebut?” ujar Jasril Rz, Senin (23/6/2025).
Menurutnya, kunjungan yang diklaim sebagai bagian dari diplomasi lingkungan itu seharusnya tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam penggunaan sumber daya, terutama jika menyangkut keikutsertaan pihak-pihak yang tidak memiliki urgensi teknis dalam pembahasan REDD+.
“Kalau ini benar-benar soal kerja sama internasional, seharusnya cukup diwakili oleh Gubernur bersama perangkat teknis yang relevan. Kehadiran istri Gubernur malah memunculkan kesan jalan-jalan, apalagi jika dibiayai APBD secara langsung atau tidak langsung,” tegasnya.
Jasril Rz menambahkan bahwa LSM Bara Api tidak menolak upaya diplomasi anggaran atau program hijau untuk Riau. Namun, transparansi dan efektivitas tetap harus menjadi prioritas utama.
“Kami mendukung Gubernur membawa anggaran untuk Riau, tapi jangan lupakan bahwa publik juga berhak tahu siapa saja yang ikut, untuk apa, dan darimana pembiayaannya. Rakyat berhak mengawasi,” pungkasnya.
Sebelumnya, Sekretaris Fraksi PKB DPRD Riau, Muhtarom, menyatakan dukungannya terhadap keberangkatan Gubernur Riau, dan menyebut bahwa kunjungan tersebut bertujuan untuk menjemput anggaran hingga Rp1 triliun, serta dibiayai oleh pihak internasional. Namun hingga kini belum ada pernyataan resmi dari Pemerintah Provinsi Riau mengenai rincian keikutsertaan rombongan, termasuk apakah seluruh biaya benar-benar ditanggung oleh pihak penyelenggara dari Inggris.