Rokan Hulu – Rabu pagi, ruang Banggar ramai,
DPRD Rohul gelar RDP, suara pun lantang bersahut-sahai.
Topik hangat jadi perhatian,
Mobil dinas Perumda jadi sumber pertanyaan.
Hadir lengkap jajaran dewan,
Ketua Hj. Sumiartini pimpin jalannya pertemuan.
Didampingi Porkot Lubis dan Sapran bersuara,
Tak lupa Dewan Pengawas dan Direksi Perumda turut serta.
Sorotan tajam pun mulai berdendang,
Soal mobil baru yang datang tanpa terang.
“Sudah dibahas sebelumnya,” ujar ketua dewan,
“Kenapa tetap melangkah tanpa izin, tanpa pedoman?”
Memandai-mandai, kata yang tajam menggores,
Tanpa koordinasi, keputusan jadi keras.
Seharusnya patuh, seharusnya santun,
Bukan gegabah dalam sikap yang terkesan buntung.
Ekonomi sulit, rakyat menjerit,
Tapi Perumda justru boros dalam kredit.
“Kalau pun beli, satu-dua saja dulu,”
Tutur Sumiartini dengan nada pilu.
Perumda dikabarkan masih merugi,
Tiga puluh juta tiap bulan mengikis energi.
Gaji pun disangga dari deposito,
Lalu beli mobil, seolah tanpa beban yang nyata.
Porkot Lubis angkat bicara,
“Belum ada prestasi, tapi gaya luar biasa.”
Ia singgung gaji direksi yang besar,
Padahal prestasi belum menyebar.
Sapran pun tak tinggal diam,
Ia tanyakan regulasi dengan lantang dan dalam.
“Seleksi Dewas harusnya bersih dari politik,
Bukan diisi caleg atau kader partai yang tak etik.”
Rapat usai, tapi masalah belum padam,
Rakyat menunggu arah yang lebih dalam.
DPRD bersuara untuk kebaikan bersama,
Agar Perumda tak salah langkah ke depannya.