Pekanbaru – Kongres Anak Indonesia ke-XVI tahun 2025 yang diinisiasi oleh Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) berlangsung di Pekanbaru, Provinsi Riau, sejak 14 hingga 16 Januari 2025. Acara ini menjadi momentum penting dalam mengangkat isu-isu perlindungan anak dan melahirkan rekomendasi strategis untuk masa depan generasi muda Indonesia.
Ketua Umum LPAI, Prof. Dr. Seto Mulyadi, S.Psi., M.Si., yang akrab disapa Kak Seto, dalam konferensi pers pada hari kedua menyampaikan bahwa LPAI telah berkiprah sejak 1997 sebagai lembaga independen yang fokus pada pemenuhan hak dan kepentingan terbaik anak. “Kesehatan dan kesejahteraan anak adalah salah satu aspek terpenting dalam menjamin kualitas hidup masyarakat Indonesia dan kemajuan bangsa,” ujar Kak Seto.
Tantangan Kesehatan Anak di Indonesia
Kak Seto menyoroti hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan RI tahun 2022 yang menunjukkan prevalensi stunting pada anak balita masih cukup tinggi, meskipun telah menurun dari 37,2% menjadi 29%. Selain itu, 36,21% anak usia dini mengalami keluhan kesehatan dalam sebulan terakhir, dan 17,27% di antaranya menghadapi gangguan aktivitas sehari-hari akibat masalah kesehatan.
“Keluarga memegang peranan penting dalam memastikan kesehatan dan kebahagiaan anak. Keluarga yang harmonis dan penuh kasih sayang akan membantu menciptakan lingkungan yang mendukung tumbuh kembang anak secara optimal,” tambahnya.
Kongres Anak sebagai Ajang Aspirasi
Kongres yang mengusung tema “Wujudkan Hak Kesehatan dan Kesejahteraan Anak Menuju Indonesia Emas 2045” ini menghadirkan 91 peserta anak, baik secara daring dari 32 provinsi maupun luring dari seluruh kabupaten/kota di Provinsi Riau. Kegiatan ini mencakup workshop, sidang komisi, dan pemilihan Duta Anak Indonesia serta penyusunan Suara Anak Nasional.
Dalam kongres ini, peserta menyampaikan 10 rekomendasi penting yang menjadi Suara Anak Nasional 2025, di antaranya:
1. Memperkuat kebijakan pendidikan ramah anak, terutama di wilayah 3T.
2. Meningkatkan sarana dan prasarana edukatif bagi anak dan masyarakat.
3. Meningkatkan akses internet di daerah 3T untuk menunjang pemanfaatan teknologi secara positif.
4. Mempertegas regulasi Kawasan Tanpa Rokok (KTR) dan pengendalian promosi rokok.
5. Mengoptimalkan pemerataan program gizi di seluruh Indonesia.
Duta Anak dan Masa Depan Anak Indonesia
Selain itu, terpilih empat Duta Anak Indonesia dari berbagai komisi, yaitu Pendidikan dan Kebudayaan, Partisipasi Anak, Jaringan dan Teknologi, serta Kesehatan dan Kesejahteraan. Kak Seto berharap, melalui kongres ini, anak-anak Indonesia dapat berkontribusi aktif dalam memberikan masukan kepada orang dewasa, keluarga, pemerintah, serta masyarakat luas dalam mewujudkan pemenuhan hak anak secara menyeluruh.
Kongres Anak Indonesia XVI di Pekanbaru ini menegaskan kembali komitmen semua pihak untuk memastikan anak-anak Indonesia tumbuh sehat, sejahtera, dan bahagia demi menyongsong Indonesia Emas 2045.