JAKARTA, Dimatahati.Com – Selain Indonesia, terdapat sejumlah negara lain yang ditunjuk sebagai lokasi uji coba vaksin tuberkulosis (TBC) M72 yang dikembangkan oleh Yayasan Bill & Melinda Gates (Bill & Melinda Gates Foundation).
Negara-negara tersebut adalah Afrika Selatan, Kenya, Zambia, dan Malawi. Mereka turut ambil bagian dalam uji klinis fase 3 vaksin TBC M72 yang kini menjadi kandidat vaksin paling menjanjikan dalam penanggulangan TBC secara global.
Uji coba ini menjadi bagian dari upaya dunia dalam mengatasi penyakit TBC, yang masih menjadi penyebab kematian utama di banyak negara berpenghasilan rendah dan menengah.
Di antara lima negara yang berpartisipasi, Afrika Selatan menjadi lokasi dengan jumlah partisipan terbanyak, yaitu sebanyak 13.071 orang. Uji klinis fase 3 di negara ini telah dimulai sejak pertengahan Maret 2024.
Afrika Selatan dipilih karena memiliki beban kasus TBC yang tinggi. Setiap tahunnya, sekitar 280.000 orang di negara tersebut didiagnosis menderita TBC.
Dukungan pemerintah dan fasilitas kesehatan yang memadai menjadi alasan pelaksanaan uji coba skala besar di wilayah ini.
Kenya juga termasuk dalam daftar negara uji coba, dengan jumlah partisipan sebanyak 3.579 orang.
Negara di kawasan Afrika Timur ini menghadapi tantangan serius dalam pengendalian TBC, terutama di daerah pedesaan dan komunitas berpenghasilan rendah.
Sementara itu, Zambia menyumbang 889 partisipan dalam uji klinis vaksin TBC M72.
Seperti Kenya, Zambia memiliki beban TBC yang signifikan, dengan kondisi sosial ekonomi yang turut memengaruhi penularan penyakit.
Malawi menjadi negara berikutnya yang terlibat dalam uji coba vaksin M72. Meski hanya menyumbang 447 partisipan, partisipasi Malawi menunjukkan pentingnya kolaborasi global dalam mengembangkan solusi kesehatan bagi negara-negara dengan sumber daya terbatas.
Vaksin TBC M72 dikembangkan sejak awal tahun 2000-an oleh perusahaan biofarmasi GSK, bekerja sama dengan Aeras dan International AIDS Vaccine Initiative (IAVI).
Pengembangan vaksin ini didukung oleh pendanaan dari GSK, Bill & Melinda Gates Foundation, serta lembaga amal Wellcome.
Sejak tahun 2020, pengembangan vaksin ini dilanjutkan oleh Gates Medical Research Institute, anak perusahaan dari Gates Foundation, yang kini memimpin uji klinis fase 3.
Tahap uji klinis ini melibatkan total 20.081 partisipan dari lima negara, dengan tujuan menilai keamanan dan efektivitas vaksin dalam mencegah TBC paru pada remaja dan orang dewasa.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat, pada tahun 2022 terdapat sekitar 10,6 juta orang di seluruh dunia yang jatuh sakit akibat TBC, dengan 1,3 juta kematian tercatat sepanjang tahun tersebut.
Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenkes, Aji Muhawarman, menyampaikan bahwa uji klinis vaksin TBC M72 di Indonesia telah dimulai pada 3 September 2024. Proses rekrutmen partisipan berakhir pada 16 April 2025.
Dikutip dari Kompas.com, uji klinis ini dilakukan di sejumlah institusi kesehatan terkemuka, seperti Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI), RSUP Persahabatan, RS Islam Cempaka Putih, serta Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (FK UNPAD).
Aji menekankan bahwa pelaksanaan uji klinis vaksin M72 diawasi secara ketat oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), BPOM, Kementerian Kesehatan RI, serta para ahli vaksin TBC tingkat nasional dan global.
Dalam kesempatan terpisah, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menjelaskan alasan Indonesia terpilih sebagai lokasi uji klinis vaksin TBC M72 yang didukung yayasan milik Bill Gates.
Salah satu alasannya adalah Indonesia akan memperoleh akses teknologi vaksin tersebut, mengingat sejumlah ilmuwan lokal turut terlibat dalam proses pengembangannya.
Selain itu, uji klinis ini membuka peluang bagi Indonesia untuk bernegosiasi dalam memproduksi vaksin lebih cepat melalui Bio Farma begitu vaksin dinyatakan aman untuk diedarkan.
Budi juga menegaskan bahwa partisipasi Indonesia dalam uji klinis ini mencerminkan komitmen pemerintah dalam memerangi TBC, yang masih menjadi penyakit menular paling mematikan di Tanah Air.
Setiap tahun, sekitar 100.000 orang meninggal akibat TBC di Indonesia. Angka ini bahkan lebih tinggi dibandingkan korban COVID-19 dalam lima tahun terakhir.
Source Kompas.TV